Kamis, 30 Oktober 2008

Bagaimana Menjadi Kaya

Kefakiran itu dekat dengan kekafiran - begitu perkataan Kanjeng Nabi SAW. Fenomena ini ternyata bukan hanya monopoli orang-orang terdahulu saja. Saat ini, kita pun perlu berpikir untuk hidup “kecukupan” dalam berbagai sudut pandang dan perspektif kita masing-masing. Hemat, adalah anjuran Islam dan sudah disebutkan dalam Al Qur’an (pemboros adalah ikhwan as syayaatin, temannya syaithon, kata Allah SWT dalam Al Qur’an surat 17 ayat 26-27)

Nah, tema kita kali ini adalah bagaimana berpikir kreatif untuk menjadi lebih kaya, tidak dengan mendapatkan gaji yang lebih besar, tapi dengan sedikit lebih cerdas mengelola keuangan kita. Kalau beberapa waktu yang lalu saya pernah menuliskan artikel tentang Ingin dan Butuh, maka kali ini saya akan sedikit mengulas sumber bacaan yang saya gunakan untuk penulisan artikel tersebut.

Buku Mas Safir yang berjudul “Siapa Bilang Jadi Karyawan Nggak Bisa Kaya?” ini menitikberatkan pada pentingnya Money Management yang menitikberatkan pada dua point utama : Saving dan Investment. Lima kiat yang ditekankan oleh Mas Safir adalah :

1. Beli dan Miliki Sebanyak Mungkin Harta Produktif

Harta produktif adalah harta yang memberikan penghasilan pasif bagi kita. Apa artinya ? Meskipun Anda bukanlah seorang pengusaha, Anda harus belajar untuk menjadikan harta Anda sebagai aset yang bekerja untuk Anda. Menjadi kaya tidak harus berpenghasilan besar, kata Safir Senduk. Menjadi kaya adalah permasalahan mengelola harta Anda dan menjadikannya sebagai aset yang bekerja, berapapun penghasilan Anda. Salah satu caranya adalah dengan melakukan saving dan menjadikan harta Anda sebagai aset / investasi bisnis.

Catatan : jika Anda adalah muslim yang baik, maka pertimbangkan kembali bermain saham (Reksadana) sesuai dengan kaidah halal dan haram. Pikirkan kembali, apakah bermain saham sama dengan judi ? Silahkan merujuk kepada Al Qur’an dan Sunnah.

2. Atur Pos Pengeluaran

Catat seluruh pos pengeluaran. Bedakan dan kualifikasikan pos pengeluaran menjadi biaya hidup, cicilan utang dan premi asuransi (jika punya). Urutan yang harus Anda penuhi terlebih dahulu justru : cicilan utang, premi asuransi, baru biaya hidup. Mengapa ? Silahkan baca bukunya.

3. Hati-hati dengan Utang

Di dalam Islam, utang bisa mencegah tertundanya pahala syahid seorang syuhada. Dari sini seseorang harus benar-benar paham, utang harus dilakukan secara hati-hati dan penuh dengan pertimbangan dan perhitungan. Mas Safir akan memberikan tips-tips sederhana untuk behati-hati melakukan utang.

4. Sisihkan Pos Pengeluaran Masa Depan

Jangan berpikir terlalu sederhana menghadapi pos pengeluaran. Pastikan Anda tidak melewatkan pos-pos pokok berikut, bila Anda memang menghargai kerja keras Anda selama ini :

- Pendidikan Anak

- Pensiun

- Properti (rumah)

- Bisnis

- Liburan dan perjalanan ibadah

5. Miliki Proteksi

Asuransi adalah hal yang kurang lazim, umumnya di kalangan warga kota menengah dan kecil. Mas Safir memberikan gambaran yang cukup sederhana mengapa perlu proteksi terhadap aset yang kita miliki. Sebuah pilihan saja, tapi menarik untuk dikaji.